Selasa, 01 September 2009

Misi Rasul Akhir Zaman


HAKIKAT "MESIANISME" (KE-ALMASIH-AN) DALAM AL-QURAN & MAKNA "NAGARA PAJAJARAN ANYAR" DAN "URANG SUNDA" DALAM

UGA WANGSIT

PRABU SILIWANGI

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

BAB IX

Misi Rasul Akhir Zaman

Sehubungan Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan Allah Ta'ala di Akhir Zaman ini, setiap pemeluk agama-agama sepakat mempercayai, bahwa kedatangan kembali para Rasul Allah tersebut adalah untuk memenangkan agamanya atas agama-agama lainnya, termasuk di dalamnya kepercayaan umumnya umat Islam, firman-Nya:

ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿۱۰

Dia-lah Yang mengirimkan Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya di atas semua agama walaupun orang-orang musyrik membenci (Ash-Shaff, 10).
Ada pun yang menakjubkan adalah bahwa kepercayaan mengenai kedatangan kedua kali para Rasul Allah tersebut diisyaratkan pula di dalam Al-Quran, firman-Nya:

وَ اِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ ﴿ؕ۱۲ لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ۱۳ لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ ﴿ۚ۱۴ وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ۱۵ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿۱۶ اَلَمۡ نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ۱۷ ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿۱۸ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿۱۹ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿۲۰

Dan apabila rasul-rasul didatangkan pada waktu yang ditentukan. Hingga Hari manakah ditangguhkan? Hingga Hari Keputusan. Dan apa yang engkau ketahui tentang Hari Keputusan itu? Celakalah pada Hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Tidakkah Kami telah membinasakan kaum-kaum terdahulu, lalu Kami mengikutkan kepada mereka orang-orang yang datang belakangan? Begitulah Kami memperlakukan orang-orang berdosa. Celakalah pada Hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (Al-Mursalât, 12-20).
Firman-Nya lagi:

وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿۳۵ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿۳۶ وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿۳۷

Dan bagi tiap-tiap umat ada ajal (batas waktu) maka apabila telah datang ajal (batas waktu) mereka tidak dapat mereka mengundurkan barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat memajukannya. Hai Bani Adam, jika datang kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu yang membacakan Tanda-tanda-Ku kepada kamu maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri tidak akan ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan Tanda-tanda Kami dan bersikap takabbur terhadapnya mereka itu penghuni api, mereka akan kekal di dalamnya (Al 'Arâf, 35-37).

Cara Allah Ta'ala Melakukan Penghakiman Di Dunia

Sudah merupakan Sunnatullah (ketentuan Allah Ta'ala) yang diberlakukan dari zaman ke zaman, apabila di kalangan umat beragama telah terjadi perpecahan dan pertentangan, dan setiap agama maupun sekte agama menyatakan diri bahwa hanya agama mereka atau sekte agama mereka sajalah yang benar, sedangkan agama-agama lainnya atau sekte-sekte agama lainnya sesat, maka cara Allah Ta'ala memberikan "penghakiman" senantiasa dengan cara mengutus Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada para pengikut agama-agama tersebut, firman-Nya:

مَا کَانَ اللّٰہُ لِیَذَرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ عَلٰی مَاۤ اَنۡتُمۡ عَلَیۡہِ حَتّٰی یَمِیۡزَ الۡخَبِیۡثَ مِنَ الطَّیِّبِ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ لِیُطۡلِعَکُمۡ عَلَی الۡغَیۡبِ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ یَجۡتَبِیۡ مِنۡ رُّسُلِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رُسُلِہٖ ۚ وَ اِنۡ تُؤۡمِنُوۡا وَ تَتَّقُوۡا فَلَکُمۡ اَجۡرٌ عَظِیۡمٌ ﴿۱۸۰

Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman di dalam keadaan kamu sekarang sehingga Dia memisahkan yang buruk dari yang baik. Dan Allah tidak akan memberitahukan yang gaib kepada kamu tetapi Allah memilih di antara rasul-rasul-Nya siapa yang Dia kehendaki. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-rasul-Nya, dan jika kamu beriman dan bertakwa maka bagi kamu ganjaran yang besar (Âli 'Imran, 180).
Firman-Nya lagi:

عٰلِمُ الۡغَیۡبِ فَلَا یُظۡہِرُ عَلٰی غَیۡبِہٖۤ اَحَدًا ﴿ۙ۲۷ اِلَّا مَنِ ارۡتَضٰی مِنۡ رَّسُوۡلٍ فَاِنَّہٗ یَسۡلُکُ مِنۡۢ بَیۡنِ یَدَیۡہِ وَ مِنۡ خَلۡفِہٖ رَصَدًا ﴿ۙ۲۸ لِّیَعۡلَمَ اَنۡ قَدۡ اَبۡلَغُوۡا رِسٰلٰتِ رَبِّہِمۡ وَ اَحَاطَ بِمَا لَدَیۡہِمۡ وَ اَحۡصٰی کُلَّ شَیۡءٍ عَدَدًا ﴿٪۲۹

Dia-lah yang mengetahui yang gaib maka Dia tidak menzahirkan rahasia gaib-Nya kepada siapa pun, kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai, maka sesungguhnya barisan pengawal yakni malaikat-malaikat berjalan di hadapannya dan di belakangnya, supaya Dia mengetahui bahwa sungguh mereka telah menyampaikan risalat-risalat Tuhan mereka, dan meliputi semua yang ada pada mereka, dan Dia membuat perhitungan tentang segala sesuatu (Al-Jin, 27-29).
Pentingnya pengutusan Rasul Allah Ta'ala dalam rangka melakukan "Penghakiman-Nya" tersebut sangat erat kaitannya dengan keinginan Allah Ta'ala untuk membukakan rahasia-rahasia Al-Asmâ-ul-husna bagi kepentingan pertumbuhan akhlak dan ruhani umat manusia ke arah kesempurnaan, sebab hanya kepada Khalifah-Nya -- yakni Rasul Allah yang diridhai-Nya sajalah -- Allah Ta'ala berkenan membukakan rahasia gaib-Nya, tidak kepada para ulama biasa, firman-Nya:

وَ اِذۡ قَالَ رَبُّکَ لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اِنِّیۡ جَاعِلٌ فِی الۡاَرۡضِ خَلِیۡفَۃً ؕ قَالُوۡۤا اَتَجۡعَلُ فِیۡہَا مَنۡ یُّفۡسِدُ فِیۡہَا وَ یَسۡفِکُ الدِّمَآءَ ۚ وَ نَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِکَ وَ نُقَدِّسُ لَکَ ؕ قَالَ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿۳۱ وَ عَلَّمَ اٰدَمَ الۡاَسۡمَآءَ کُلَّہَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَی الۡمَلٰٓئِکَۃِ ۙ فَقَالَ اَنۡۢبِـُٔوۡنِیۡ بِاَسۡمَآءِ ہٰۤؤُلَآءِ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿۳۲ قَالُوۡا سُبۡحٰنَکَ لَا عِلۡمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَلِیۡمُ الۡحَکِیۡمُ ﴿۳۳ قَالَ یٰۤاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۚ فَلَمَّاۤ اَنۡۢبَاَہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُلۡ لَّکُمۡ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ غَیۡبَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۙ وَ اَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَکۡتُمُوۡنَ ﴿۳۴ وَ اِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ اِبۡلِیۡسَ ؕ اَبٰی وَ اسۡتَکۡبَرَ ٭۫ وَ کَانَ مِنَ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿۳۵

Dan ingatlah ketika Tuhan engkau berfirman kepada malaikat-malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di bumi," Mereka berkata, "Apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan akan menumpahkan darah [dalam melakukan penentangan kepadanya]? Padahal kami senantiasa bertasbih dengan pujian Engkau dan kami mengkuduskan Engkau." Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia mengemukakannya kepada malaikat-malaikat dan berfirman, "Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama ini jika kamu berkata benar." Mereka berkata, "Mahasuci Engkau, Kami tidak mempunyai ilmu kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." Dia berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu." Maka tatkala disebutkannya kepada mereka nama-nama itu, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepada kamu sesungguhnya Aku mengetahui rahasia seluruh langit dan bumi, dan mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang yang kamu sembunyikan?" Dan ketika Kami berfirman kepada malaikat-malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka semua sujud kecuali iblis. Ia membangkang dan takabbur, dan ia termasuk orang-orang yang ingkar (Al-Baqarah, 31-35).

Khalifah Allah & Nikmat Allah Ta'ala

Menurut ayat-ayat tersebut apabila Allah Ta'ala berkehendak menciptakan suatu tatanan dunia baru di dalam kehidupan manusia – yakni menciptakan langit baru dan bumi baru (Qs.14: 48-50) atau "Yerusalem yang baru yang turun dari Surga" (Wahyu 21:1-2) – senantiasa melalui pengutusan seorang Khalifah-Nya, yakni Rasul Allah. Dan Nabi Adam a.s. merupakan salah seorang dari antara Khalifah Allah, yang pada zamannya ditugaskan oleh Allah Ta'ala untuk menciptakan kehidupan yang baru di kalangan umat manusia.
Demikian juga Allah Ta'ala pun telah menyatakan Nabi Daud a.s. sebagai Khalifah Allah di zamannya, karena pada zaman pemerintahan beliau a.s. itulah Bani Israil memiliki kerajaan yang sangat luas dan sangat kuat, firman-Nya:

یٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلۡنٰکَ خَلِیۡفَۃً فِی الۡاَرۡضِ فَاحۡکُمۡ بَیۡنَ النَّاسِ بِالۡحَقِّ وَ لَا تَتَّبِعِ الۡہَوٰی فَیُضِلَّکَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ ؕ اِنَّ الَّذِیۡنَ یَضِلُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ لَہُمۡ عَذَابٌ شَدِیۡدٌۢ بِمَا نَسُوۡا یَوۡمَ الۡحِسَابِ ﴿۲۷۲۶

"Hai Daud, sesungguhnya Kami telah menjadikan engkau khalifah di bumi ini maka hakimilah di antara manusia dengan kebenaran, dan janganlah engkau mengikuti hawa-nafsu maka ia akan menyesatkan engkau dari jalan Allah". Sesungguhnya orang-orang yang tersesat dari jalan Allah bagi mereka ada azab yang sangat keras disebabkan mereka melupakan Hari Perhitungan. (Shad, 27).
Menurut Allah dalam Al-Quran Ta'ala, kerajaan merupakan salah satu dari rangkaian nikmat-nikmat Allah Ta'ala yang anugerahkan-Nya kepada umat manusia. Rangkaian nikmat Allah Ta'ala tersebut dimulai dengan penganugerahan nikmat kenabian, firman-Nya:

وَ اِذۡ قَالَ مُوۡسٰی لِقَوۡمِہٖ یٰقَوۡمِ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ جَعَلَ فِیۡکُمۡ اَنۡۢبِیَآءَ وَ جَعَلَکُمۡ مُّلُوۡکًا ٭ۖ وَّ اٰتٰىکُمۡ مَّا لَمۡ یُؤۡتِ اَحَدًا مِّنَ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿۲۱

Ingatlah tatkala Musa berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kamu ketika Dia menjadikan nabi-nabi di antara kamu dan menjadikan kamu dan Dia memberikan kepada kamu apa yang tidak diberikan kepada kaum lain di antara bangsa-bangsa (Al Mâidah, 21).
Salah satu bangsa di antara umat manusia yang telah mendapatkan rangkaian nikmat Allah Ta'ala tersebut adalah Bani Israil. Walau pun keturunan Nabi Ibrahim a.s. melalui Nabi Ya'qub a.s. (Israil) tersebut sebelumnya pernah mengalami penindasan yang keji dari para Fir'aun di Mesir selama 400 tahun (Qs.2:28:5-6; Kej 14:12-14), yakni sejak wafatnya Nabi Yusuf a.s. sebagai salah seorang pembesar kerajaan Mesir (Qs.12:51-58; Kej fs 41- fs 50).
Sesuai dengan janji Allah Ta'ala kepada Nabi Ibrahim a.s. (Qs.2:125), dengan perantaraan pengutusan Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s., akhirnya Bani Israil menjadi pewaris nikmat kerajaan, yakni setelah mereka memasuki Kanaan (Palestina) "negeri yang dijanjikan" (Mazmur 39:9, 11, 22 & 29; Ulangan 28:11 & 34:4; Qs. 21:106).
Pada awalnya Bani Israil sempat menolak memasuki "negeri yang dijanjikan" tersebut ,karena mereka merasa takut oleh bangsa-bangsa non Bani Israil yang ketika itu berada di Kanaan (Palestina) "negeri yang dijanjikan" tersebut, sehingga akibatnya pewarisan "negeri yang dijanjikan" tersebut selama 40 tahun ditangguhkan oleh Allah Ta'ala, firman-Nya:

فَاِنۡ حَآجُّوۡکَ فَقُلۡ اَسۡلَمۡتُ وَجۡہِیَ لِلّٰہِ وَ مَنِ اتَّبَعَنِ ؕ وَ قُلۡ لِّلَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ وَ الۡاُمِّیّٖنَ ءَاَسۡلَمۡتُمۡ ؕ فَاِنۡ اَسۡلَمُوۡا فَقَدِ اہۡتَدَوۡا ۚ وَ اِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّمَا عَلَیۡکَ الۡبَلٰغُ ؕ وَ اللّٰہُ بَصِیۡرٌۢ بِالۡعِبَادِ ﴿٪۲۱ اِنَّ الَّذِیۡنَ یَکۡفُرُوۡنَ بِاٰیٰتِ اللّٰہِ وَ یَقۡتُلُوۡنَ النَّبِیّٖنَ بِغَیۡرِ حَقٍّ ۙ وَّ یَقۡتُلُوۡنَ الَّذِیۡنَ یَاۡمُرُوۡنَ بِالۡقِسۡطِ مِنَ النَّاسِ ۙ فَبَشِّرۡہُمۡ بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿۲۲ اُولٰٓئِکَ الَّذِیۡنَ حَبِطَتۡ اَعۡمَالُہُمۡ فِی الدُّنۡیَا وَ الۡاٰخِرَۃِ ۫ وَ مَا لَہُمۡ مِّنۡ نّٰصِرِیۡنَ ﴿۲۳ اَلَمۡ تَرَ اِلَی الَّذِیۡنَ اُوۡتُوۡا نَصِیۡبًا مِّنَ الۡکِتٰبِ یُدۡعَوۡنَ اِلٰی کِتٰبِ اللّٰہِ لِیَحۡکُمَ بَیۡنَہُمۡ ثُمَّ یَتَوَلّٰی فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ وَ ہُمۡ مُّعۡرِضُوۡنَ ﴿۲۴ ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ قَالُوۡا لَنۡ تَمَسَّنَا النَّارُ اِلَّاۤ اَیَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍ ۪ وَ غَرَّہُمۡ فِیۡ دِیۡنِہِمۡ مَّا کَانُوۡا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿۲۵ فَکَیۡفَ اِذَا جَمَعۡنٰہُمۡ لِیَوۡمٍ لَّا رَیۡبَ فِیۡہِ ۟ وَ وُفِّیَتۡ کُلُّ نَفۡسٍ مَّا کَسَبَتۡ وَ ہُمۡ لَا یُظۡلَمُوۡنَ ﴿۲۶ قُلِ اللّٰہُمَّ مٰلِکَ الۡمُلۡکِ تُؤۡتِی الۡمُلۡکَ مَنۡ تَشَآءُ وَ تَنۡزِعُ الۡمُلۡکَ مِمَّنۡ تَشَآءُ ۫ وَ تُعِزُّ مَنۡ تَشَآءُ وَ تُذِلُّ مَنۡ تَشَآءُ ؕ بِیَدِکَ الۡخَیۡرُ ؕ اِنَّکَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿۲۷

Dan ingatlah tatkala Musa berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kamu ketika Dia menjadikan nabi-nabi di antara kamu dan menjadikan kamu raja-raja dan Dia memberikan kepada kamu apa yang tidak diberikan kepada kaum lain di antara bangsa-bangsa. Hai kaumku, masukilah Tanah Suci yang telah ditetapkan Allah bagi kamu, dan janganlah kamu berpaling ke belakang sehingga kamu kembali menjadi orang-orang yang rugi." Mereka berkata, "Ya Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada suatu kaum liar yang kuat, dan kami tidak akan memasukinya sehingga mereka keluar sendiri dari situ. Maka jika mereka ke luar sendiri dari situ maka sesungguhnya kami akan memasukinya." Berkata dua orang laki-laki di antara mereka yang takut kepada Allah, Allah telah memberi nikmat kepada keduanya, "Masuklah melalui pintu gerbang mereka, maka jika kamu memasuki negeri itu niscaya kamu akan menang. Dan kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman." Mereka berkata, "Hai Musa, sesungguhnya kami tidak akan pernah memasuki negeri itu selama mereka masih ada di dalamnya. Karena itu pergilah engkau bersama Tuhan engkau, dan berperanglah engkau berdua, sesungguhnya kami hendak duduk-duduk saja di sini." Musa berkata, "Wahai Tuhan-ku, sesungguhnya aku tidak berkuasa kecuali terhadap diriku dan saudara laki-lakiku, maka bedakanlah di antara kami dan kaum yang durhaka itu." Allah berfirman, "Maka sesungguhnya negeri itu diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun, mereka akan bertualang kebingungan di muka bumi. Maka janganlah engkau bersedih atas kaum yang durhaka (Âli 'Imran, 21-27).

(Bersambung).

1 komentar:

  1. Kenapa masih mendustakan firman Alloh, Rosul dikarunia mukzijat, tunjukanlah ! Atau ini hanyalah mengada-ngada

    BalasHapus