Minggu, 30 Agustus 2009

Ajal (Batas Waktu) Setiap Umat

HAKIKAT "MESIANISME" (KE-ALMASIH-AN) DALAM AL-QURAN & MAKNA "NAGARA PAJAJARAN ANYAR" DAN "URANG SUNDA" DALAM UGA WANGSIT

PRABU SILIWANGI

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

BAB VI

Ajal (Batas Waktu) Setiap Umat


Allah Ta'ala telah berfirman dalam Al-Quran bahwa setiap umat (kaum) memiliki ajal (batas waktu), sehingga tidak ada satu umat (kaum) pun yang oleh Allah Ta'ala telah ditetapkan sebagai "kaum terpilih" pada zamannya akan selamanya berkedudukan sebagai "kaum terpilih", termasuk Bani Israil maupun Bani Ismail, firman-Nya:

وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿﴾ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾

Bagi tiap-tiap umat ada ajal (batas waktu), maka apabila datang ajal (batas waktu) mereka, tidak dapat mereka mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya. Wahai Bani Adam, jika datang kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu yang menceritakan kepada kamu Tanda-tanda-Ku maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri maka tidak akan ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan Tamda-tanda Kami dan berlaku takabbur terhadapnya mereka itu penghuni api, mereka akan kekal di dalamnya (Al-A'râf, 35-37).
Berikut adalah beberapa kaum yang pada masanya pernah berkedudukan sebagai "kaum pilihan Allah Ta'ala", (1) kaum Nabi Adam a.s., (2) kaum Nabi Nuh a.s., (3) kaum 'Aad, (4) kaum Tsamud, (5) kaum Midian, (6)
Bani Israil – yang kemudian kedudukannya sebagai "kaum pilihan Allah Ta'ala" digantikan oleh Bani Ismail (umat Islam) -- firman-Nya:

وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿۸۸ ذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾

Dan sungguh Kami benar-benar telah memberikan Al-Kitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di belakangnya, dan Kami memberikan kepada Isa ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan Kami memperkuatnya dengan Ruhulqudus (Ruh suci). Maka apakah setiap datang kepada kamu seorang rasul yang membawa ajaran yang tidak disukai oleh diri kamu, kamu bersikap takabbur terhadapnya, dan sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh? Dan mereka berkata, "Hati kami tertutup!" Tidak demikian, bahkan Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka, maka sedikit sekali mereka yang beriman (Al-Baqarah, 88-89).
Merujuk kepada
ajal (batas-waktu) yang telah ditetapkan Allah Ta'ala bagi setiap umat itu pulalah makna dari kedatangan Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) tmau pun kedatangan misal Isa Ibnu Maryam a.s. sebagai As-Saa'ah (Tanda Saat/Tanda Kiamat), baik bagi Bani Israil maupun bagi Bani Ismail, firman-Nya:

وَ لَمَّا ضُرِبَ ابۡنُ مَرۡیَمَ مَثَلًا اِذَا قَوۡمُکَ مِنۡہُ یَصِدُّوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡۤاءَ اٰلِہَتُنَا خَیۡرٌ اَمۡ ہُوَ ؕ مَا ضَرَبُوۡہُ لَکَ اِلَّا جَدَلًا ؕ بَلۡ ہُمۡ قَوۡمٌ خَصِمُوۡنَ ﴿﴾ اِنۡ ہُوَ اِلَّا عَبۡدٌ اَنۡعَمۡنَا عَلَیۡہِ وَ جَعَلۡنٰہُ مَثَلًا لِّبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ ﴿ؕ﴾ وَ لَوۡ نَشَآءُ لَجَعَلۡنَا مِنۡکُمۡ مَّلٰٓئِکَۃً فِی الۡاَرۡضِ یَخۡلُفُوۡنَ ﴿﴾ وَ اِنَّہٗ لَعِلۡمٌ لِّلسَّاعَۃِ فَلَا تَمۡتَرُنَّ بِہَا وَ اتَّبِعُوۡنِ ؕ ہٰذَا صِرَاطٌ مُّسۡتَقِیۡمٌ ﴿﴾

Dan tatkala Ibnu Maryam dikemukakan sebagai misal (perumpamaan) tiba-tiba kaum engkau ingar-bingar mengajukan bantahan terhadapnya, dan mereka berkata, "Apakah tuhan-tuhan kami lebih baik ataukah dia?" Mereka tidak mengemukakan hal itu kepada engkau kecuali perbantahan semata. Bahkan mereka adalah kaum yang biasa berbantah. Tidaklah dia melainkan seorang hamba yang Kami telah menganugerahkan karunia kepadanya, dan Kami menjadikan dia (Isa Ibnu Maryam) suatu misal (perumpamaan) bagi Bani Israil, dan sesungguhnya ia benar-benar merupakan ilmu (tanda) Saat (Kiamat) maka janganlah kamu ragu-ragu tentang itu dan ikutilah aku, inilah jalan yang lurus (Az-Zukhruf, 58-62).

Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.

Akibat
kedurhakaan yang senantiasa dilakukan oleh orang-orang yang ingkar di kalangan Bani Israil terhadap Allah Ta'ala dan terhadap para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka – mulai dari pengutusan Nabi Musa a.s. sampai dengan pengutusan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili (Yesus Kristus - QS.2:88-92 -- maka Bani Israil yang sebelumnya berkedudukan mulia sebagai "bangsa pilihan Tuhan" telah menjadi "bangsa yang senantiasa mendapat kemurkaan Allah Ta'ala" (Qs.1:7; Qs.2:99-92; Qs.7:168).
Bahkan mereka bukan saja menjadi "
kaum yang dimurkai Allah Ta'ala" (Qs.1:7), mereka pun menjadi "kaum yang terkutuk", sebab mereka mendapat kutukan dari Allah Ta'ala dan juga mereka mendapat kutukan dari para Rasul Allah yang diibangkitkan di antara mereka, khususnya mereka mendapat kutukan dari Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili (Yesus Kristus), firman-Nya:

لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾

Orang-orang yang ingkar dari antara Bani Israil dikutuk oleh lidah Daud dan Isa Ibnu Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah dari kemungkaran yang dikerjakan mereka. Benar-benar sangat buruk apa yang biasa mereka kerjakan. Engkau akan melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang yang ingkar sebagai pelindung. Benar-benar buruk apa-apa yang telah dikirimkan oleh mereka lebih dahulu bagi diri mereka sehingga Allah murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal (Al-Mâidah, 79-81).
Di dalam Al-Quran pun Allah Ta'ala telah menyatakan mereka (orang-orang Yahudi) sebagai "
pohon terkutuk" (Qs.17:6i) sebab ulah-ulah buruk mereka senantiasa menimbulkan penderitaan kepada umumnya umat manusia, khususnya kepada umat Islam. Dalam Al-Quran berulang kali orang-orang Yahudi telah dinyatakan oleh Allah Ta'ala sebagai orang-orang yang dikutuk oleh-Nya (Qs.5:14, 61, 65 & 79), firman-Nya:

وَ اِذۡ قُلۡنَا لَکَ اِنَّ رَبَّکَ اَحَاطَ بِالنَّاسِ ؕ وَ مَا جَعَلۡنَا الرُّءۡیَا الَّتِیۡۤ اَرَیۡنٰکَ اِلَّا فِتۡنَۃً لِّلنَّاسِ وَ الشَّجَرَۃَ الۡمَلۡعُوۡنَۃَ فِی الۡقُرۡاٰنِ ؕ وَ نُخَوِّفُہُمۡ ۙ فَمَا یَزِیۡدُہُمۡ اِلَّا طُغۡیَانًا کَبِیۡرًا ﴿٪﴾

Dan ketika Kami berfirman kepada engkau: "Sesungguhnya Tuhan engkau telah mengepung orang-orang ingkar ini dengan kebinasaan." Dan Kami tidak menjadikan rukya (penglihatan ruhani) yang telah Kami perlihatkan kepada engkau kecuali sebagai fitnah (ujian) bagi manusia, dan begitu pula pohon terkutuk dalam Al-Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka tetapi itu tidak menambah kepada mereka kecuali kedurhakaan amat besar (Bani Israil, 61).

Wasiyat Allah Ta'ala Kepada Bani Adam

Merujuk kepada kenyataan itulah Allah Ta'ala telah menyatakan bahwa setiap
umat (kaum) memiliki ajal (batas waktu), sehingga tidak ada satu umat (kaum) pun yang oleh Allah Ta'ala telah ditetapkan sebagai "kaum terpilih" pada zamannya akan selamanya berkedudukan sebagai "kaum terpilih", firman-Nya:

وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿۳۴ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿۳۵ وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿۳۶ لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾

Bagi tiap-tiap umat ada ajal (batas waktu), maka apabila datang ajal (batas waktu) mereka, tidak dapat mereka mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya. Hai Bani Adam, jika datang kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu yang menceritakan kepada kamu Tanda-tanda-Ku maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri tidak akan ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan Tamda-tanda Kami dan berkaku takabbur terhadapnya mereka itu penghuni api, mereka akan kekal di dalamnya (Al-A'râf, 35-37).
Penggunaan kalimat seruan "Hai Bani Adam" dalam ayat tersebut mengandung 2 arti:
(1) Merujuk kepada umat manusia seluruhnya sampai dengan Hari Kiamat, seperti firman-Nya berikut ini:

یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ قَدۡ اَنۡزَلۡنَا عَلَیۡکُمۡ لِبَاسًا یُّوَارِیۡ سَوۡاٰتِکُمۡ وَ رِیۡشًا ؕ وَ لِبَاسُ التَّقۡوٰی ۙ ذٰلِکَ خَیۡرٌ ؕ ذٰلِکَ مِنۡ اٰیٰتِ اللّٰہِ لَعَلَّہُمۡ یَذَّکَّرُوۡنَ ﴿ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ لَا یَفۡتِنَنَّکُمُ الشَّیۡطٰنُ کَمَاۤ اَخۡرَجَ اَبَوَیۡکُمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ یَنۡزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا لِیُرِیَہُمَا سَوۡاٰتِہِمَا ؕ اِنَّہٗ یَرٰىکُمۡ ہُوَ وَ قَبِیۡلُہٗ مِنۡ حَیۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡ ؕ اِنَّا جَعَلۡنَا الشَّیٰطِیۡنَ اَوۡلِیَآءَ لِلَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ اِذَا فَعَلُوۡا فَاحِشَۃً قَالُوۡا وَجَدۡنَا عَلَیۡہَاۤ اٰبَآءَنَا وَ اللّٰہُ اَمَرَنَا بِہَا ؕ قُلۡ اِنَّ اللّٰہَ لَا یَاۡمُرُ بِالۡفَحۡشَآءِ ؕ اَتَقُوۡلُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اَمَرَ رَبِّیۡ بِالۡقِسۡطِ ۟ وَ اَقِیۡمُوۡا وُجُوۡہَکُمۡ عِنۡدَ کُلِّ مَسۡجِدٍ وَّ ادۡعُوۡہُ مُخۡلِصِیۡنَ لَہُ الدِّیۡنَ ۬ؕ کَمَا بَدَاَکُمۡ تَعُوۡدُوۡنَ ﴿ؕ فَرِیۡقًا ہَدٰی وَ فَرِیۡقًا حَقَّ عَلَیۡہِمُ الضَّلٰلَۃُ ؕ اِنَّہُمُ اتَّخَذُوا الشَّیٰطِیۡنَ اَوۡلِیَآءَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ وَ یَحۡسَبُوۡنَ اَنَّہُمۡ مُّہۡتَدُوۡنَ ﴿ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ خُذُوۡا زِیۡنَتَکُمۡ عِنۡدَ کُلِّ مَسۡجِدٍ وَّ کُلُوۡا وَ اشۡرَبُوۡا وَ لَا تُسۡرِفُوۡا ۚ اِنَّہٗ لَا یُحِبُّ الۡمُسۡرِفِیۡنَ ﴿

"Hai Bani Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian penutup aurat kamu sebagai perhiasan, sedangkan pakaian takwa itulah yang terbaik. Hal itu sebagian dari Tanda-tanda Allah supaya mereka mendapat nasihat. Hai Bani Adam, janganlah kamu membiarkan syaitan menggoda kamu sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua orang tua kamu dari surga, ia menanggalkan pakaian kedua mereka itu untuk menampakkan kepada kepada mereka itu aurat mereka. Sesungguhnya ia dan suku-bangsanya melihat kamu dari tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu sahabat-sahabat orang-orang yang tidak beriman. Dan apabila mereka mengerjakan suatu kekejian mereka berkata, "Kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya dan Allah memerintahkan kami seperti itu pula". Katakanlah, "Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan berbuat keji. Apakah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. Katakanlah, "Tuhan-ku memerintahkan berbuat adil, dan tegakkanlah perhatian kamu di setiap tempat ibadah dan serulah Dia dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Sebagaimana Dia memulai menciptakan kamu demikian pula kamu akan kembali kepada-Nya. Satu golongan telah Dia beri petunjuk dan segolongan lain telah pasti atas mereka kesesatan. Sesungguhnya mereka itu mengambil syaitan-syaitan menjadi sahabat-sahabat selain Allah, dan mereka menduga bahwasanya mereka telah mendapat petunjuk. Hai Bani Adam, pakailah perhiasan kamu di setiap tempat ibadah dan makanlah dan minumlah tetapi jangan berlebihan, sesungguhnya Dia tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan (Al-A'râf, 27-32).
(2) Merujuk kepada orang-orang beriman atau kepada umat beragama k
eturunan Nabi Adam a.s., yang dengan mereka Allah Ta'ala telah mengikat perjanjian mengenai kedatangan para Rasul Allah yang akan dibangkitkan di kalangan mereka, yang akan mengajarkan kepada mereka supaya hanya menyembah Allah Ta'ala dan menjauhi syirik (kemusyrikan – Qs.10:48; Qs. 13:8; 35:25; Qs.16:37), sebab Allah Ta'ala telah menanamkan Tauhid dalam setiap jiwa (ruh) manusia, firman-Nya:

وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّکَ مِنۡۢ بَنِیۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُہُوۡرِہِمۡ ذُرِّیَّتَہُمۡ وَ اَشۡہَدَہُمۡ عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ ۚ اَلَسۡتُ بِرَبِّکُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰی ۚۛ شَہِدۡنَا ۚۛ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ اِنَّا کُنَّا عَنۡ ہٰذَا غٰفِلِیۡنَ ﴿﴾ۙ اَوۡ تَقُوۡلُوۡۤا اِنَّمَاۤ اَشۡرَکَ اٰبَآؤُنَا مِنۡ قَبۡلُ وَ کُنَّا ذُرِّیَّۃً مِّنۡۢ بَعۡدِہِمۡ ۚ اَفَتُہۡلِکُنَا بِمَا فَعَلَ الۡمُبۡطِلُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ نُفَصِّلُ الۡاٰیٰتِ وَ لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾

Dan ketika Tuhan engkau mengambil dari tulang sulbi Bani Adam keturunan mereka dan menjadikan mereka saksi atas diri mereka, sambil berfirman, "Bukankah Aku Tuhan kalian?" Mereka berkata, "Ya benar, kami menjadi saksi", supaya kamu tidak mengatakan pada Hari Kiamat, "Sesungguhnya kami lalai (tidak tahu menahu) tentang hal ini," atau kamu tidak berkata, "Sesungguhnya hanya bapak-bapak kami dahulu yang berbuat syirik sedangkan kami hanyalah keturunan sesudah mereka. Adakah Engkau akan membinasakan kami karena apa yang diperbuat oleh orang-orang yang berbuat bathil (kepalsuan) itu?" Dan begitulah Kami menjelaskan Tanda-tanda itu dan supaya mereka kembali kepada kebenaran (Al-A'râf, 173-175).
Berikut firman-Nya mengenai
perjanjian Allah Ta'ala yang telah diikat dengan manusia – khususnya dengan orang-orang beriman -- melalui para Rasul Allah yang telah datang kepada mereka:

وَ اِذۡ اَخَذَ اللّٰہُ مِیۡثَاقَ النَّبِیّٖنَ لَمَاۤ اٰتَیۡتُکُمۡ مِّنۡ کِتٰبٍ وَّ حِکۡمَۃٍ ثُمَّ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَکُمۡ لَتُؤۡمِنُنَّ بِہٖ وَ لَتَنۡصُرُنَّہٗ ؕ قَالَ ءَاَقۡرَرۡتُمۡ وَ اَخَذۡتُمۡ عَلٰی ذٰلِکُمۡ اِصۡرِیۡ ؕ قَالُوۡۤا اَقۡرَرۡنَا ؕ قَالَ فَاشۡہَدُوۡا وَ اَنَا مَعَکُمۡ مِّنَ الشّٰہِدِیۡنَ ﴿﴾ فَمَنۡ تَوَلّٰی بَعۡدَ ذٰلِکَ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اَفَغَیۡرَ دِیۡنِ اللّٰہِ یَبۡغُوۡنَ وَ لَہٗۤ اَسۡلَمَ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ طَوۡعًا وَّ کَرۡہًا وَّ اِلَیۡہِ یُرۡجَعُوۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اٰمَنَّا بِاللّٰہِ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ عَلَیۡنَا وَ مَاۤ اُنۡزِلَ عَلٰۤی اِبۡرٰہِیۡمَ وَ اِسۡمٰعِیۡلَ وَ اِسۡحٰقَ وَ یَعۡقُوۡبَ وَ الۡاَسۡبَاطِ وَ مَاۤ اُوۡتِیَ مُوۡسٰی وَ عِیۡسٰی وَ النَّبِیُّوۡنَ مِنۡ رَّبِّہِمۡ ۪ لَا نُفَرِّقُ بَیۡنَ اَحَدٍ مِّنۡہُمۡ ۫ وَ نَحۡنُ لَہٗ مُسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَنۡ یَّبۡتَغِ غَیۡرَ الۡاِسۡلَامِ دِیۡنًا فَلَنۡ یُّقۡبَلَ مِنۡہُ ۚ وَ ہُوَ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنَ الۡخٰسِرِیۡنَ ﴿﴾ کَیۡفَ یَہۡدِی اللّٰہُ قَوۡمًا کَفَرُوۡا بَعۡدَ اِیۡمَانِہِمۡ وَ شَہِدُوۡۤا اَنَّ الرَّسُوۡلَ حَقٌّ وَّ جَآءَہُمُ الۡبَیِّنٰتُ ؕ وَ اللّٰہُ لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾ اُولٰٓئِکَ جَزَآؤُہُمۡ اَنَّ عَلَیۡہِمۡ لَعۡنَۃَ اللّٰہِ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃِ وَ النَّاسِ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۙ﴾

Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari manusia melalui nabi-nabi, "Apa saja yang Aku berikan kepada kamu berupa Kitab dan Hikmah, kemudian datang kepada kamu seorang Rasul yang menggenapi apa yang ada pada kamu maka kamu harus beriman kepadanya dan kamu harus menolongnya." Dia berfirman, "Apakah kamu mengakui dan mengambil tanggung-jawab yang Aku bebankan kepada kamu mengenai hal itu?" Mereka berkata, "Kami mengakui." Dia berfirman, "Maka kamu hendaknya menjadi saksi dan Aku pun bersama kamu termasuk orang-orang yang menjadi saksi." Dan barangsiapa berpaling sesudah itu maka mereka adalah orang-orang yang durhaka. Adakah mereka mencari agama selain agama Allah padahal kepada Dia-lah berserah-diri (tunduk) apa pun yang ada di seluruh langit dan bumi dengan rela atau terpaksa, dan kepada-Nya mereka akan dikembalikan? Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan keturunannya dan beriman kepada apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan seluruh nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedakan salah seorang di antara mereka, dan kepada-Nya kami berserah diri. Dan barangsiapa mencari agama selain Islam maka tidak akan diterima darinya dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Bagaimanakah Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang ingkar setelah mereka beriman, dan mereka menjadi saksi bahwa Rasul yang diutus kepada mereka itu benar, dan telah datang kepada mereka dalil-dalil yang nyata? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya. Mereka itu yang balasan mereka bahwasanya atas mereka ada laknat Allah, laknat malaikat dan laknat manusia seluruhnya. (Âli 'Imran, 82-88).

Mengkhianati Kesaksian dan Perjanjian

Jadi, apabila
Bani Adam – yakni umat manusia atau umat beragama -- mendustakan dan menentang kedatangan Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya telah dijanjikan Allah Ta'ala kepada mereka, berarti mereka telah mengkhianati kesaksian mereka dan mengkhianati perjanjian mereka dengan Allah Ta'ala, bahwa mereka akan beriman kepadanya dan akan membantu perjuangan sucinya untuk menegakkan Tauhid, atau untuk mengunggulkan agama Tauhid atas kemusyrikan (Qs.9:30-33; Qs.48:29; Qs.61:10), padahal mereka mengenal kebenaran tersebut bagaikan mengenal putera-putera mereka sendiri, firman-Nya tentang pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.:

اَلَّذِیۡنَ اٰتَیۡنٰہُمُ الۡکِتٰبَ یَعۡرِفُوۡنَہٗ کَمَا یَعۡرِفُوۡنَ اَبۡنَآءَہُمۡ ؕ وَ اِنَّ فَرِیۡقًا مِّنۡہُمۡ لَیَکۡتُمُوۡنَ الۡحَقَّ وَ ہُمۡ یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ؔ

Dan orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab mereka mengenalnya sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka. Dan sesungguhnya segolongan dari mereka menyembunyikan kebenaran (Al-Baqarah, 147). Lihat pula Qs.6:21; Qs.2:175; Qs.5:16; Qs.6:92).
Itulah sebabnya Allah Ta'ala telah
berwasiyat kepada Bani Adam mengenai kesinambungan pengutusan para Rasul Allah sampai Hari Kiamat, sebab setiap umat memiliki ajal (batas waktu) yang telah ditentukan, firman-Nya:

وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿﴾ یٰبَنِیۡۤ اٰدَمَ اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾

Bagi tiap-tiap umat ada ajal (batas waktu), maka apabila datang ajal (batas waktu) mereka, tidak dapat mereka mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya. Hai Bani Adam, jika datang kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu yang menceritakan kepada kamu Tanda-tanda-Ku maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri maka tidak akan ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan Tanda-tanda Kami dan berkaku takabbur terhadapnya maka mereka itu penghuni api, mereka akan kekal di dalamnya (Al-A'râf, 35-37).

(
Bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar