Selasa, 25 Agustus 2009

Khitan Sebagai Tanda Perjanjian Allah Swt. dengan Nabi Ibrahim a.s. dan Keturunannya

HAKIKAT "MESIANISME" (KE-ALMASIH-AN) DALAM AL-QURAN & MAKNA "NAGARA PAJAJARAN ANYAR" DAN "URANG SUNDA" DALAM UGA WANGSIT PRABU SILIWANGI

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Khitan Sebagai Tanda Perjanjian Allah Ta'ala

Dengan Nabi Ibrahim a.s.

Kembali kepada makna 4 ekor "burung" Nabi Ibrahim a.s. dalam bab sebelum ini, sebagai tanda perjanjian antara Allah Ta'ala dengan Nabi Ibrahim a.s. dan seluruh keturunan beliau a.s. Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. melakukan khitan, berupa pemotongan kulup kemaluan laki-laki seluruh keturunan Nabi Ibrahim a.s. (Kej 15:1-18 & Kej 17:26).
Itulah sebabnya pada umumnya seluruh kaum laki-laki Bani Israil maupun Bani Ismail semuanya dikhitan. Demikian pula Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) pun dikhitan guna melaksanakan tanda perjanjian antara Allah Ta'ala dengan Nabi Ibrahim a.s. dan dengan seluruh keturunan beliau a.s. tersebut (Lukas 2:21).
Merujuk kepada kenyataan itulah ketika Hiraclius, kaisar kerajaan Romawi, mengundang Abu Sufyan bin Harb r.a. ke istananya -- sebelum beliau beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw. -- untuk mencari keterangan tentang beliau saw. -- maka setelah mendengar keterangan dari Abu Sufyan bin Harb r.a. dan setelah mengetahui bahwa kaum laki-laki bangsa Arab semuanya dikhitan maka Kaisar Hiraclius berkesimpulan bahwa "raja khitan" -- yakni Nabi yang seperti Musa (Ul 18:18-19) atau Nabi Besar Muhammad saw. (Qs.46:11) -- telah lahir di dunia (Bukhari).
Namun bertentangan dengan kenyataan tersebut, Paulus dalam surat-surat kirimannya telah mengajarkan pemahaman yang keliru tentang tanda perjanjian antara Allah Ta'ala dengan Ibrahim a.s. dan seluruh keturunan beliau a.s. berupa khitan tersebut. Ia menyatakan bahwa memotong kulup kemaluan laki-laki tersebut tidak penting dan bukan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh keturunan Nabi Ibrahim a.s., karena menurut Paulus yang penting adalah melakukan khitan secara ruhani (Lihat Roma fs 2 s/d fs 5).
Kenyataan sejarah seluruh keturunan Nabi Ibrahim a.s. membuktikan kedustaan ajaran Paulus tentang khitan tersebut, sebab selama keturunan Nabi Ibrahim a.s. tersebut tetap berpegang teguh pada millat beliau a.s. (Qs.2:136; Qs.16:124; Qs.22:79) – termasuk Nabi Isa Ibnu Maryam Israili a.s. (Yesus Kristus) pun melakukan khitan (Lukas 2:21)-- maka selama itu pula keimaman (nikmat kenabian) tetap berada di kalangan mereka.
Tetapi ketika mereka telah berbuat durhaka kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya maka keimaman (nikmat kenabian) tersebut dicabut dari mereka lalu diserahkan kepada keturunan Nabi Ibrahim a.s. yang lainnya, -- yakni kepada kaum lain -- dalam hal ini adalah kepada Bani Ismail, firman-Nya:

وَ اِذۡ قَالَ مُوۡسٰی لِقَوۡمِہِ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ اَنۡجٰکُمۡ مِّنۡ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ یَسُوۡمُوۡنَکُمۡ سُوۡٓءَ الۡعَذَابِ وَ یُذَبِّحُوۡنَ اَبۡنَآءَکُمۡ وَ یَسۡتَحۡیُوۡنَ نِسَآءَکُمۡ ؕ وَ فِیۡ ذٰلِکُمۡ بَلَآءٌ مِّنۡ رَّبِّکُمۡ عَظِیۡمٌ ٪﴿۷ وَ اِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّکُمۡ لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿۸ وَ قَالَ مُوۡسٰۤی اِنۡ تَکۡفُرُوۡۤا اَنۡتُمۡ وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ فَاِنَّ اللّٰہَ لَغَنِیٌّ حَمِیۡدٌ ﴿۹

Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Ingatlah kamu sekalian akan nikmat Allah atas kamu, ketika Dia menyelamatkan kamu dari kaum Fir'aun, yang menimpakan kepada kamu azab yang buruk, dan menyembelih anak-anak laki-laki kamu dan membiarkan hidup perempuan-perempuan kamu. Dan dalam hal itu bagi kamu ada cobaan yang besar dari Tuhan kamu. Dan ingatlah ketika Tuhan kamu mengumumkan, "Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah lebih banyak karunia kepada kamu, sedangkan jika kamu ingkar sesungguhnya adzab-Ku benar-benar amat keras". Dan Musa berkata, "Jika kamu ingkar, kamu dan orang-orang yang ada di bumi semua, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha terpuji (Ibrahim, 7-9).

Untaian Nikmat Allah Ta'ala & Azab Allah Ta'ala

Selanjutnya Nabi Musa a.s. mengingatkan Bani Israil tentang untaian nikmat Allah Ta'ala yang dianugerahkan kepada mereka, setelah mereka mengalami penderitaan selama 400 tahun di bawah penindasan keji para Fir'aun di Mesir (Qs.28:4-7), firman-Nya lagi:

وَ اِذۡ قَالَ مُوۡسٰی لِقَوۡمِہٖ یٰقَوۡمِ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ جَعَلَ فِیۡکُمۡ اَنۡۢبِیَآءَ وَ جَعَلَکُمۡ مُّلُوۡکًا ٭ۖ وَّ اٰتٰىکُمۡ مَّا لَمۡ یُؤۡتِ اَحَدًا مِّنَ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿۲۱

Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika Dia menjadikan nabi-nabi di antara kamu dan menjadikan kamu raja-raja dan Dia memberikan kepada kamu apa yang tidak diberikan kepada kaum lain di antara bangsa-bangsa (Al-Maidah, 21).
Untaian nikmat Allah Ta'ala tersebut telah dianugerahkan pula kepada Bani Ismail (umat Islam), yaitu ketika mereka dipilih oleh Allah Ta'ala untuk menggantikan kedudukan Bani Israil sebagai "kaum pilihan-Nya", dengan demikian genaplah persamaan antara Bani Ismail dengan Bani Israil dalam semua seginya – termasuk dalam hal keburukan yang dilakukan oleh kedua keturunan Nabi Ibrahim a.s. tersebut, sehingga Allah Ta'ala telah menimpakan kepada mereka masing-maisng 2 kali azab besar sebagai hukuman kepada mereka, firman-Nya:
Dan Kami telah tetapkan kepada Bani Israil dalam Kitab Taurat itu, "Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di bumi dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan sangat besar." Maka apabila datang janji pertama dari kedua peristiwa itu Kami bangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat maka mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah. Dan itu suatu janji yang pasti akan terjadi. Kemudian Kami kembalikan kepada kamu kekuatan untuk mengalahkan mereka, dan Kami bantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami menjadikan kamu kelompok yang lebih besar dari sebelumnya. Jika kamu berbuat baik, kamu berbuat baik untuk diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk maka itu untuk diri kamu sendiri. Maka apabila datang janji kedua itu supaya mereka mendatangkan kesusahan pada wajah-wajah kamu, dan supaya mereka memasuki mesjid seperti pernah mereka memasukinya pada pertama kali, dan supaya mereka menghancurkan segala yang telah mereka kuasai. Boleh jadi Tuhan kamu akan menaruh kasihan kepada kamu, tetapi jika kamu kembali kepada kejahatan Kami pun akan kembali menimpakan azab, dan Kami jadikan jahannam sebagai penjara bagi orang-orang yang ingkar (Bani Israil, 5-9). Lihat pula Bible: Ulangan 28:15, 49-53, 63-64 & 30:15 tentang berkat dan kutuk.

Peringatan Allah Ta'ala Kepada Umat Islam &
Menyebarnya Gog (Yajuj) dan Magog (Majuj)

Kedua azab besar yang pernah ditimpakan Allah Ta'ala kepada Bani Israil melalui serbuan bangsa-bangsa kafir yang memiliki kekuatan tempur yang sangat hebat tersebut, terjadi juga pada umat Islam. Azab yang pertama adalah ketika kota Baghdad yang merupakan pusat kekuasaan umat Islam Kekhalifahan Bani Abbas dan pusat ilmu pengetahuan dihancur-luluhkan oleh serbuan dahsyat balatentara Mongol dan Tartar pimpinan Hulaku Khan pada tahun 1258 M, konon sebanyak 1.800.000 orang Islam terbunuh pada peristiwa penyerbuan yang sangat dahsyat tersebut.
Ada pun azab Allah Ta'ala yang kedua kali telah ditimpakan kepada umat Islam di Akhir Zaman ini berupa penyerbuan dahsyat bangsa-bangsa yang disebut Ya'juj (Gog) dan Ma'juj (Magog), yakni bangsa-bangsa Kristen dari Barat mulai abad ke 16 (Qs.18:95-102; Qs.21:97), firman-Nya:

وَ حَرٰمٌ عَلٰی قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَاۤ اَنَّہُمۡ لَا یَرۡجِعُوۡنَ ﴿۹۶ حَتّٰۤی اِذَا فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ مِّنۡ کُلِّ حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿۹۷ وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿۹۸

Dan diharamkan bagi suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwasanya mereka tidak akan kembali, sehingga ketika dibukakan penjara Ya'juj dan Ma'juj dan mereka akan tersebar luas dari setiap tempat yang tinggi, dan sudah dekat janji yang benar maka tiba-tiba akan terbelalak mata orang-orang yang telah ingkar, mereka berseru, "Aduhai celaka kami! Sungguh Kami dalam kelalaian mengenai ini, bahkan kami adalah orang yang aniaya (Al-Anbiya, 96-98).
Berikut adalah penglihatan ruhani (ru'ya) yang dialami oleh Yohanes di pulau Patmos tentang "pemenjaraan" Iblis atau Satan yakni Naga, si Ular Tua dan tentang "pelepasannya" kembali dari "pemenjaraannya" selama 1000 tahun dalam wujud bangsa-bangsa Kristen Eropa yang disebut Gog (Yajuj) dan Magog (Majuj) yang telah merajalela di Akhir Zaman ini:
Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu iblis dan satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya........
Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya (Bible, Kitab Wahyu 20:1—3 & 7-10).

Kebangkitan "Fir'aun" Di Akhir Zaman

Sehubungan dengan pelepasan kembali Iblis atau Satan yakni Naga si Ular Tua yaitu Gog (Yajuj) dan Magog (Majuj) dari "pemenjaraannya selama 1000 tahun" tersebut, bangsa Indonesia pun mengalami penjajahan bangsa Belanda selama 350 tahun, yang diawali dengan missi perdagangan mereka yang disebut VOC. Lamanya masa penjajahan bangsa Indonesia oleh Belanda tersebut (350 tahun) hampir sama dengan lamanya masa tertindasnya Bani Israil di Mesir selama 400 tahun oleh para Fir'aun (Qs.28:4-7; Kejadian 15:12-13). Demikian pula bangsa-bangsa lainnya yang dijajah oleh bangsa-bangsa Kristen dari Barat – yakni Gog (Yajuj) dan Magog (Majuj) – umumnya sekitar 3 s/d 4 abad lamanya.
Persamaan lainnya antara lamanya penjajahan yang dilakukan oleh para Fir'aun di Mesir dengan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Kristen dari Barat adalah bahwa para penjajah tersebut sama-sama menjalankan politik "devide et impera", yakni politik "memecah belah dan menjajah", firman-Nya:

طٰسٓمّٓ ﴿۲ تِلۡکَ اٰیٰتُ الۡکِتٰبِ الۡمُبِیۡنِ ﴿۳ نَتۡلُوۡا عَلَیۡکَ مِنۡ نَّبَاِ مُوۡسٰی وَ فِرۡعَوۡنَ بِالۡحَقِّ لِقَوۡمٍ یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿۴ اِنَّ فِرۡعَوۡنَ عَلَا فِی الۡاَرۡضِ وَ جَعَلَ اَہۡلَہَا شِیَعًا یَّسۡتَضۡعِفُ طَآئِفَۃً مِّنۡہُمۡ یُذَبِّحُ اَبۡنَآءَہُمۡ وَ یَسۡتَحۡیٖ نِسَآءَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ کَانَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿۵ وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً وَّ نَجۡعَلَہُمُ الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿۶ وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا کَانُوۡا یَحۡذَرُوۡنَ ﴿۷

Tha Sin Mim. Inilah ayat-ayat Kitab Al-Quran yang terang. Kami bacakan kepada engkau kisah Musa dan Fir'aun dengan sebenarnya untuk kaum yang beriman. Sesungguhnya Fir'aun berlaku takabbur di atas bumi, dan ia menjadikan penduduknya berkelompok-kelompok, ia berusaha melemahkan sekelompok dari mereka dengan membunuh anak-anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka. Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami berkehendak memberikan karunia kepada orang-orang yang dianggap lemah di bumi, dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan menjadikan mereka ahli waris karunia-karunia Kami, dan Kami teguhkan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman dan lasykar keduanya di antara mereka, apa yang mereka khawatirkan (Al-Qashash, 2-7).

"Kedatangan" Kedua Kali Para Rasul Allah

Dengan demikian jelaslah bahwa sejarah kaum-kaum purbakala yang tercantum dalam Bible mau pun di dalam Al-Quran bukan hanya sekedar merupakan informasi atau berupa dongeng tentang kaum-kaum purbakala belaka (Qs.8:32; Qs.16:25; Qs.68:16; Qs.83:14-16) , melainkan selain sebagai peringatan dan juga di dalamnya mengandung nubuatan (khabar-gaib) yang akan terulang kembali di dalam kehidupan manusia dengan para pelaku dan zaman yang berbeda.
Berikut adalah firman Allah Ta'ala mengenai akan terulangnya kembali berbagai perbuatan buruk yang telah dilakukan oleh kaum-kaum purbakala, yang untuk memperingatkan mereka itu Allah Ta'ala telah membangkitkan para Rasul-Nya di kalangan mereka, firman-Nya:

وَ اِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ ﴿ؕ۱۲ لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ۱۳ لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ ﴿ۚ۱۴ وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ۱۱۵ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿۱۶ اَلَمۡ نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ۱۷ ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿۱۸ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿۱۹ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿۲۰﴾......... وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿۳۸ ہٰذَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ۚ جَمَعۡنٰکُمۡ وَ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿۳۹ فَاِنۡ کَانَ لَکُمۡ کَیۡدٌ فَکِیۡدُوۡنِ ﴿۴۰ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿٪۴۱

Dan apabila rasul-rasul didatangkan pada waktu yang ditentukan, hingga hari manakah ditangguhkan? Hingga Hari Keputusan. Dan apa yang engkau ketahui tentang Hari Keputusan itu? Celakalah pada Hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Tidakkah Kami telah membinasakan kaum-kaum dahulu? Lalu Kami mengikutkan kepada mereka orang-orang yang datang belakangan. Begitulah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berdosa. Celakalah pada Hari itu orang-orang yang mendustakan...........................
Celakalah pada Hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Inilah Hari Keputusan. Kami mengumpulkan kamu dan kaum-kaum terdahulu. Maka jika kamu mempunyai tipu-daya, lakukanlah tipu daya terhadapku. Celakalah pada Hari itu orang-orang yang mendustakan (Al-Mursalat 12-20 & 38-41)
Oleh karena itu sungguh tidak adil, apabila di masa yang lalu jika ada suatu kaum yang melakukan perbuatan syirik dan melakukan hanya satu dua macam keburukan saja lalu Allah Ta'ala sebelum mengazab mereka terlebih dulu mengutus seorang Rasul Allah kepada kaum tersebut, sedangkan di Akhir Zaman ini -- tatkala semua jenis keburukan yang telah dilakukan oleh kaum-kaum purbakala tersebut telah dilakukan oleh umat manusia -- kemudian dikatakan bahwa Allah Ta'ala tidak akan pernah lagi mengutus seorang Rasul-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang mendustakan Nabi Yusuf a.s. dahulu, firman-Nya:

وَ لَقَدۡ جَآءَکُمۡ یُوۡسُفُ مِنۡ قَبۡلُ بِالۡبَیِّنٰتِ فَمَا زِلۡتُمۡ فِیۡ شَکٍّ مِّمَّا جَآءَکُمۡ بِہٖ ؕ حَتّٰۤی اِذَا ہَلَکَ قُلۡتُمۡ لَنۡ یَّبۡعَثَ اللّٰہُ مِنۡۢ بَعۡدِہٖ رَسُوۡلًا ؕ کَذٰلِکَ یُضِلُّ اللّٰہُ مَنۡ ہُوَ مُسۡرِفٌ مُّرۡتَابُۨ ﴿ۚۖ۳۵ الَّذِیۡنَ یُجَادِلُوۡنَ فِیۡۤ اٰیٰتِ اللّٰہِ بِغَیۡرِ سُلۡطٰنٍ اَتٰہُمۡ ؕ کَبُرَ مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ وَ عِنۡدَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا ؕ کَذٰلِکَ یَطۡبَعُ اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ قَلۡبِ مُتَکَبِّرٍ جَبَّارٍ ﴿۳۶

Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu Yusuf sebelum ini dengan bukti-bukti yang nyata, tetapi kamu selalu dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepada kamu, sehingga tatkala ia telah mati kamu berkata, "Allah tidak akan pernah mengutus seorang rasul pun sesudah dia!" Demikianlah Allah menyesatkan barangsiapa yang melampaui batas dan ragu-ragu, [yaitu] mereka yang bertengkar tentang Tanda-tanda Allah tanpa dalil yang datang kepada mereka. Sangat besar kemurkaan di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Kami mencap (memeteri/menyegel) setiap hati orang takabbur lagi angkuh (Al-Mukmin, 35-36).
Mengatakan laa nabiyya ba'dahu (tidak akan lagi nabi sesudahnya) tersebut seakan-akan terus diwariskan secara turun-temurun hingga di Akhir Zaman ini, firman-Nya:

وَّ اَنَّہُمۡ ظَنُّوۡا کَمَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ لَّنۡ یَّبۡعَثَ اللّٰہُ اَحَدًا ۙ﴿۸

Sesungguhnya mereka menyangka (meyakini) sebagaimana kamu juga menyangka (meyakini) bahwa Allah tidak akan pernah membangkitkan seorang [rasul] (Al-Jin 8).
Benarkah demikian? Bukankah Allah Ta'ala dalam surah tersebut dengan tegas telah menyatakan bahwa bangsa-bangsa (umat manusia) di Akhir Zaman ini akan memperagakan kembali semua perbuatan buruk kaum-kaum purbakala? Dan bukankah di Akhir zaman ini ini pun berbagai bentuk azab dahsyat yang telah menimpa kaum-kaum purbakala pun telah, sedang dan bahkan masih terus terjadi? Firman-Nya:

وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿۱۶ اَلَمۡ نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ۱۷ ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿۱۸ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿۱۹

Celakalah pada Hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Tidakkah Kami telah membinasakan kaum-kaum dahulu? Lalu Kami mengikutkan kepada mereka orang-orang yang datang belakangan. Begitulah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berdosa. Celakalah pada Hari itu orang-orang yang mendustakan...(Al-Mursalat 16-19).

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar