Senin, 31 Agustus 2009

Kegagalan Makar Buruk Upaya Membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Melalui Penyaliban




HAKIKAT "MESIANISME" (KE-ALMASIH-AN) DALAM AL-QURAN & MAKNA "NAGARA PAJAJARAN ANYAR" DAN "URANG SUNDA" DALAM UGA WANGSIT

PRABU SILIWANGI

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Kegagalan Makar Buruk Upaya Membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Melalui Penyaliban


Jadi, TETAP HIDUPNYA Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus), sebagaimana halnya TETAP HIDUPNYA Nabi Yunus a.s., ketika keduanya mengalami peristiwa yang mengerikan tersebut, dengan telak telah menelanjangi ajaran rekayasa Paulus lainnya tentang PENEBUSAN DOSA, sebab terbukti Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) tidak pernah mengalami kematian terkutuk di atas tiang salib dalam rangka "menebus dosa warisan" yang diderita oleh seluruh umat manusia -- akibat "pelanggaran" yang dilakukan oleh Adam dan Hawa di "surga" karena keduanya telah memakan "buah pohon terlarang" (Kej 2:15-25 & 3:1-24; Qs.2:36-40; Qs.7:20-23; Qs.20:117-118). Merujuk kepada kenyataan itulah firman-Nya berikut ini:
Maka disebabkan pelanggaran mereka atas perjanjian mereka dan keingkaran mereka kepada Tanda-tanda Allah, dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa kebenaran dan disebabkan perkataan mereka, "Hati kami terselubung," tidak demikian, bahkan Allah telah memeterai (menyegel) hati mereka disebabkan keingkaran mereka, maka mereka tidak beriman kecuali sedikit. Dan disebabkan keingkaran mereka dan perkataan mereka terhadap Maryam berupa tuduhan palsu yang besar; dan disebabkan perkataan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa Ibnu Maryam, Rasul Allah," padahal mereka TIDAK MEMBUNUHNYA dan TIDAK MEMATIKANNYA DI ATAS SALIB, akan tetapi ia DISAMARKAN kepada mereka seperti telah mati di atas salib. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal penyaliban ini mereka benar-benar berada dalam KERAGUAN tentangnya, mereka tidak TIDAK MEMILIKI PENGETAHUAN YANG PASTI tentang ini kecuali menurut DUGAAN, dan MEREKA TIDAK MEMBUNUHNYA DENGAN YAKIN, bahkan Allah telah mengangkat [kehormatan]nya kepada-Nya [dari kematian terkutuk], dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Dan tidak ada seorang pun dari Ahlikitab kecuali akan tetap beriman kepada hal [kematian Isa Ibnu Maryam di atas salib] ini sebelum kematiannya, dan pada Hari Kiamat ia (Isa Ibnu Maryam) akan menjadi saksi terhadap [kedustaan] mereka (An-Nisâ, 156-160).
Ungkapan kalimat: “B
ahkan Allah telah mengangkatnya kepada-Nya, dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana", penggunaan kata rafa'a (mengangkat) dalam ayat tersebut pada hakikatnya merupakan penegasan dari Allah Ta'ala bahwa makar buruk para penentang Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) untuk menjatuhkan kehormatan beliau a.s. melalui penyaliban (Qs.3:53-55) -- agar terbukti bahwa beliau a.s. sesuai dengan hukum Taurat adalah "orang terkutuk" (Ulangan 21:22-23) -- sama sekali gagal.
Kenapa demikian? Sebab dengan tetap HIDUPNYA Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) -- sekali beliau a.s. pun sempat dipakukan pada tiang salib selama 3 jam -- membuktikan BENARNYA pendakwaan beliau a.s. sebagai AL-MASIH atau MESIAH (Mesias) yang kedatangannya dijanjikan Allah Ta'ala kepada mereka (
Mat 11:1-19; Yoh 1:19-28). Menurut Bible, nabi palsu pasti segera mati tidak lama setelah pendakwaannya yang dusta:
Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama Allah lain, NABI ITU HARUS MATI (Ulangan 18:20).
Dikarenakan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) adalah Nabi Allah yang benar maka pasti beliau a.s. TIDAK PERNAH MENGALAMI KEMATIAN walaupun beliau a.s. sempat mengalami pemakuan di tiang salib selama 3 jam.

Kenistaan Yang Senantiasa Mengejar-ngejar Orang-orang Yahudi &
Generasi Penerus Pemeluk Ajaran Paulus

Akibat upaya pembunuhan yang gagal terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) melalui
penyaliban maka orang-orang Yahudi bukan saja telah kehilangan tanah air dan kehilangan nikmat kerajaan, bahkan mereka pun telah kehilangan nikmat kenabian. Lebih tragis lagi adalah bahwa -- sesuai dengan pernyataan Bible tentang berkat dan kutuk (Ulangan 28:1-68) -- di mana pun mereka berada mereka senantiasa menjadi sasaran perburuan kejam dan penistaan yang luar-biasa dari bangsa-bangsa yang membenci mereka, termasuk oleh bangsa Jerman pada masa kekuasaan Adolf Hitler, firman-Nya:

فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُکِّرُوۡا بِہٖۤ اَنۡجَیۡنَا الَّذِیۡنَ یَنۡہَوۡنَ عَنِ السُّوۡٓءِ وَ اَخَذۡنَا الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا بِعَذَابٍۭ بَئِیۡسٍۭ بِمَا کَانُوۡا یَفۡسُقُوۡنَ ﴿﴾ فَلَمَّا عَتَوۡا عَنۡ مَّا نُہُوۡا عَنۡہُ قُلۡنَا لَہُمۡ کُوۡنُوۡا قِرَدَۃً خٰسِئِیۡنَ ﴿﴾ وَ اِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّکَ لَیَبۡعَثَنَّ عَلَیۡہِمۡ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ مَنۡ یَّسُوۡمُہُمۡ سُوۡٓءَ الۡعَذَابِ ؕ اِنَّ رَبَّکَ لَسَرِیۡعُ الۡعِقَابِ ۚۖ وَ اِنَّہٗ لَغَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾ وَ قَطَّعۡنٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ اُمَمًا ۚ مِنۡہُمُ الصّٰلِحُوۡنَ وَ مِنۡہُمۡ دُوۡنَ ذٰلِکَ ۫ وَ بَلَوۡنٰہُمۡ بِالۡحَسَنٰتِ وَ السَّیِّاٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾

Maka tatkala mereka melupakan apa yang telah dinasihatkan kepada merekla, Kami menyelamatkan orang-orang yang melarang berbuat keburukan, dan Kami mengazab orang-orang yang aniaya dengan azab yang mengerikan karena mereka telah durhaka. Maka ketika mereka melanggar apa yang telah dilarang bagi mereka melakukannya Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera-kera yang hina!" Dan ingatlah ketika Tuhan engkau mengumumkan niscaya Dia akan mengirimkan kepada mereka hingga Hari Kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Sesungguhnya Tuhan engkau sangat cepat dalam menghukum, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang, Dan Kami membagi-bagi mereka di bumi menjadi bangsa-bangsa. Di antara mereka ada orang-orang yang shalih, dan di antara mereka ada yang tidak demikian. Dan Kami menguji mereka dengan macam-macam kebaikan dan keburukan supaya mereka kembali kepada kebenaran (Al-A'râf, 166-169).
Selanjutnya Allah Ta'ala berfirman mengenai generasi penerus dari kalangan Bani Israil -- yakni kaum Nashrani pengikut ajaran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. -- yang kemudian mereka itu terkecoh oleh ajaran Paulus tentang Trinitas dan Panebusan Dosa, firman-Nya:

فَخَلَفَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا الۡاَدۡنٰی وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ مِّثۡلُہٗ یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ اِلَّا الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ ؕ وَ الدَّارُ الۡاٰخِرَۃُ خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾

Kemudian datang sesudah mereka suatu generasi yang mewarisi Kitab Taurat itu. Mereka mengambil harta dunia yang hina ini, dan mereka berkata, "Kami pasti akan DIAMPUNI." Tetapi jika datang kepada mereka harta semacam itu mereka akan mengambilnya. Bukankah telah diambil dari mereka PERJANJIAN dalam Kitab bahwa mereka TIDAK AKAN MENGATAKAN SESUATU TERHADAP ALLAH kecuali YANG BENAR? Dan mereka telah mempelajari apa yang tercantum di dalamnya. Dan rumah akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kamu tidak mau mengerti? (Al-A'râf, 170).
Ungkapan kalimat “
wa yaqûlûna sayughfaru lanâ -- dan mereka berkata: Kami pasti akan diampuni" merujuk kepada faham ajaran Paulus tentang "Penebusan Dosa" oleh "Kematian Terkutuk Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. di tiang salib". Penafsiran sesat Paulus tentang Mesianisme atau Ke-Al-Masih-an sehubungan dengan Nabi Isa Ibnu Maryam Israili a.s. (Yesus Kristus) yang dilahirkan tanpa ayah tersebut, telah melahirkan kesesatan lainnya, yaitu bahwa menurut Paulus hukum syariat – termasuk hukum Taurat – bukan merupakan suatu berkat (keberkatan) bagi umat manusia melainkan merupakan kutuk atau laknat bagi manusia.
Kenapa demikian? Sebab menurut Paulus, akibat diturunkannya hukum syariat melalui para Rasul Allah pembawa syariat itulah maka telah timbul masalah "pelanggaran" dan "dosa", karena menurut Paulus, seandainya
tidak ada kewajiban bagi umat manusia untuk mentaati hukum-hukum syariat maka tidak akan timbul adanya masalah pelanggaran terhadap hukum-hukum syariat yang mengakibatkan orang-orang yang melanggarnya menjadi orang-orang yang berdosa.
Mengenai
penafsiran sesat Paulus tentang Mesianisme atau Ke-Al-Masih-an dan tentang hukum Taurat tersebut nampak jelas dari berbagai surat kirimannya, antara lain:
* Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma (
Rom fs 1 s/d fs 10)
* Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat Di Koristus (I
Kor fs 12 s/d fs 15)
* Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat Di Koristus (II
Kor fs 10 s/d fs 12)
* Surat Paulus Kepada Jemaat Di Galatia (
Gal fs 1 s/d fs 6).
* Surat Paulus Kepada Jemaat Di Efesus (
Ef fs 1 s/d fs 6)
* Surat Paulus Kepada Jemaat Di Filipi (
Fil fs 1 s/d fs 3)
* Surat Paulus Kepada Jemaat Di Kolose (
Kol fs 1 s/d 3)
* Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat Di Tesalonika (I
Tes fs 1 s/d fs 5)
* Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat Di Tesalonika (II
Tes fs 1 s/d fs 2)
* Surat Paulus Kepada Orang Ibrani (
Ibr fs 1 s/d 13).
Kalau
pendapat Paulus tersebut benar -- bahwa hukum-hukum syariat yang diturunkan Allah Ta'ala kepada para Rasul-Nya, termasuk hukum Taurat yang diturunkan Allah Ta'ala -- bukan merupakan keberkatan melainkan merupakan kutuk bagi para pemeluk agama, maka berbagai peraturan yang dibuat oleh pemerintahan suatu negara maupun peraturan organisasi yang dibuat oleh pengurusnya, pasti jauh lebih terkutuk lagi daripada hukum syariat, sehingga semua orang tidak perlu mentaati semua peraturan buatan manusia tersebut. Benarkah demikian?

(
Bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar